Rabu, 24 Februari 2010

Ciri-Ciri Umum Jamur
Biologi Kelas 1 > Jamur
24

< Sebelum Sesudah >

Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.

CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

1. Struktur Tubuh

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.


Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit. Lihat Gambar 5.3.

a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.

c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah
mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga
mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.

3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman
kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru
manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

Selasa, 02 Februari 2010

ANTUM

MAKALAH

ANATOMI TUMBUHAN

“DAUN DAN BIJI”


DISUSUN OLEH:

1. RAHMA YULIA (A1D008009)

2. RENI YULIANTI (A1D008037)

3. RITA ELYA (A1D008039)

4. SUNARTI (A1D008044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan karunia-Nya kelompok ini dapat menyelesaikan Makalah Anatomi Tumbuhan

yang berjudul “Daun dan Biji”.

Rasa syukur dan terima kasih, kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Anatomi Tumbuhanyang telah membimbing dan mengarahkan kepada kelompok, sehingga kelompok dapat menyelesaikan makalah ini.

Rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat digunakan sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar.

Bengkulu, Oktober 2009

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anatomi tumbuhan sebagai suatu disiplin ilmu yang merupakan salah satu bagian botani yang tertua. Salah satu sasaran ilnu anatomi adalah untuk memahami fungsi struktur. Sebagai pedoman tumbuhn di akui mengalami evolusi dan berubah sejalan dengn waktu. Dianggap pula bahwa tidak ada yang menyesuaikan diri dengan sempurna dalam semua segi struktur. Pembagian tubuh tumbuhan menjadi sejumlah organ yang dibagi-bagi menurut sel dan jaringan penyusunnya.

Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.

Biji (bahasa Latin:semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, pada Angiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak (pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk pertumbuhan.

1.2 Tujuan

1. untuk menmbahas tentang Daun yamg mencakup secara Morfologi dan histologi,perkembangn dan absisi.

2. Untuk membahas daun sebagi keragaman struktur.

3. Untuk mengetahui biji,bagian-bagian biji perkembangan biji,kulit biji dan jaringan cadangan makanan..

1.3 Rumusan Masalah

1. Daun: Morfologi dan Histologi

1.1 morfologi daun

1.2 Histologi Daun

1.3 perkembangan

1.4 Absisi

2.Daun : Keragaman struktur

2.1 Xeromorfi

2.2 Hidromorfi

2.3 kekhasan daun Dikotil dan monokotil

2.4 struktur daun rumput-rumputan

2.5 anotomi kranZ dan Fotosintesis C4

2.6Daun Gymnospermae

3. Biji

3.1 perkembangan biji

3.2 bagian Biji

3.3 kulit biji

3.4 Contoh struktur Biji

3.5 jaringan cadangan Makanan.

BAB II

ISI

DAUN DAN BIJI

DAUN


1. Daun: Morfologi dan Histologi

Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keeping biji), profil, dll. Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO2. Katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang di bawah tanah dan berfungsi sebagai pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan. Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyll; pada monokotil hanya ada satu helai prophyll, pada dikotil ada dua. Hipsofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Kadang-kadang hipsofil berwarna cerah dan berfungsi serupa dengan mahkota bunga. Kotiledon merupakan daun pertama pada tumbuhan.

Morfologi daun

Daun Angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian besar Angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Bentuk, struktur dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Di dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan jaringan pembuluh baghi stipula diperoleh dari jaln daun. Kadang-kadang stipula stipula berwarna hijau dan berfungsi sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil, stipula tumbuh mengelilingi batang menjadi npelepah yang mengelilingi batang.


Pada sebagian besar tumbuhan monokotil dan beberapa dikotil(UmbelliferaedanPolygonaceae), pangkal daun melebar membentuk seludang/pelepah, yang mengelilingi bagian buku (nodus) disebut okhrea.

Pada Gramineae, ditempat pertemuan antara pelepah dengan helai daun terdapat tonjolan tipis, bening, dan berambut, dinamakan ligula.


Gambar Okrea dan Ligula

Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Pada daun majemuk terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau panjangannya. Sumbu bersama seperti itu disebut rakis. Jika anak daun muncul disisi lateral dari rakis, daun disebut daun majemuk bersirip, dan kalu semua anak daun muncul di ujung rakis yang amat pendek sehingga dap[at dikatakan melekat di ujung tangkai daun bersama, maka daun seperti itu disebut daun majemuk menjari.

Histologi daun

Diagram anatomi bagian dalam daun.


* Epidermis

Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata. Stomata bisa ditemukan di kedua sisi daun (daun amfistomatik); atau hanya di satu sisi, yakni di sebelah atas atau adaksial (daun epistomatik); atau lebih sering di bawah atau sisi abaksial (daun hipostomatik).

o Epidermis atas pada permukaan /sisi adaksial

• Umumnyasatulapisansel, kloroplassedikitatautidakada samasekali.

• Sel terlihat transparanse hingga memungkin kan cahaya matahari

Menembus lapisan sel tersebut.

• Terdapat kutikula untuk mengurangi penguapan air yang terlalu berlebihan.


o Epidermis bawah pada permukaan /sisi abaksial

• Terdapat stomata

• Sel penutup mengandung kloroplas, berfungsi untu kmengatur

Membuka dan menutupnya stomata mengendalikan pertukaran gas


Gambar histologi Stomata

Pada daun lebar yang terdapat dikelompok dikotil, letak stomata tersebar.

Gambar Stomata

Ø Mesofil

Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak mengandung kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons (bunga karang). Jaringan tiang lebih kompak daripada jaringan spons yang memiliki ruang antar sel yang luas. Jaringan tiang terdiri dari sejumlah sel yang memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Meskipun jaringan tiang nampak lebih rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efisien.

Jika jaringan tiang terdapat di kedua muka, seperti halnya pada tumbuhan daerah kering yang juga di sebut tumbuhan xerofitik, daun disebut unifasial atau isobilateral (isolateral). Jaringan tiang telah terspesialisasi untuk peningkatan efisiensi fotosintesis.

* palisade / jaringan tiang:

• sel memanjang berbentuk batang, tersusun dalam barisan, tegak

Lurus permukaan daun. Terdiri dari satu atau beberapa lapis sel yang mengandun gkloroplas

• terspesialisasi untuk meningkatkan efisiensi fotosintesis.

• terdapat tepat dibawah epidermis, umumnya pada sis iadaksial daund orsiventral/bifacial

• Pada tumbuhan xerofit(hiduppadakondisikering), palisade terdapat pada kedua sisi/permukaan daun daun isolateral/ isobilateral


Gambar jaringan palisade/tiang

Bentuk dan susunan sel pada palisade memungkinkan kloroplas terlokalisas pada posisi yang paling strategisuntuk menyerap cahaya matahari secara maksimum.

Peningkatan efisiensi fotosintesis juga ditentukan oleh adanya ruang antar se lpada mesofil, yang akan memfasilitasi pertukaran gas yang cepat.Area permukaan sel yang bebas dari kontak dengansel lain pada sel-sel palisade juga merupakan faktor yang menentukan tingginya efisiensi fotosintesis padajaringan ini.


* Jaringanspons/ jaringanbungakarang

• bentuk: isodiametri atau memanjang sejajar permukaan daun

• lokasi: dibawah palisade

• fungsi utama penyimpanan gula dan asam amino yang disintesis dilapisan palisade.

• Membantu proses pertukaran gas

• pada siang hari sel-sel bunga karang mengeluarkan O2 dan uap air kelingkungan dan mengambil CO2 dari lingkungan.

Gambar sel bunga karang mengeluarkan CO2 dan H2O,O2

Pada beberapa tumbuhan, termasuk Zeamays, jaringan mesofil tersusun atas sel-sel yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons daun unifacial.

l

* Perubahan struktur epidermis dan mesofil

Tumbuhan Xerofit–hidup pada kondis lingkungan kering


Ukuran daun kecil ,ukuran sel kecil, dinding sel lebih tebal, jaringan pembuluh rapat,


stomata terlindung dibagian yang lebih dalam dari epidermis,


jaringan palisade umumnya lebih dari satu lapisan sel,


Gambar perubahan struktur epidermis dan mesofil

Ø Pada permukaan daun terdapa tkutikula dan trikoma Pada tumbuhan sukulen, terdapat banyak sel parenkim yang berfungsi untukm enyimpan air.


Gambar kutikula dan sukulen

Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan tiang. Faktor lain yang meningkatkan efisiensi fotosintesis adalah sistem ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat.

Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Hubungan antara sel dan sel lain terbatas pada ujung cabang itu. Dilihat ntara sel-sel yang berdampingan, maka jaringan spons memiliki kesinambungan horizontal yang sejajar dengan permukaan daun, sedangkan jaringan tiang sinambung hanya dalam arah tegak lurus terhadap permukaan. Struktur mesofil yang renggang itu mengakibatkan luas permukaan yang amat besar antara sel dan udara internal. Diantara kedua jaringan itu, jaringan tiang memiliki luas permukaan internal bebas yang lebih besar dibandingkan dengan jaringan spons.

Ø Sistem jaringan pembuluh

Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak dalam medan median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut tulang daun dan sistemnya yang sejajar adalah sistem tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang jala merupakan sistem tulang yang bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebuh halus, secara bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang lebih tebal.


Pola jala umumnya terdapat pada daun dikotil, sedangkan pola sejajar biasa ditemukan pada monokotil. Dalam pola berkas pembuluh, percabangan akhir yang paling halus akan membatasi daerah mesofil kecil yang dinamakan areolus. Jumlah susunan berkas pembuluh pada tangkai daun dan tulang daun tengah amat berbeda-beda. Di ujung cabang daun yang masih kecil, jumlah jaringan pembuluh juga berkurang.

* Jaringanpembuluh

Jaringan pembuluh pada daun terdapat pada urat daun Pada Angiospermae, tipe urat daun utama adalah urat daun jala/‘reticulate’ (umum terdapat pada tumbuhan dikotil) dan urat daun sejajar(pada tumbuhan monokotil).

•Pada daun yang memiliki urat daun jala, urat daun berbeda ukuran tergantung tingkat percabangan Urat/tulang daun utama, sekunder, tersier Tulang daun utama umumnya Terdapat dibagian tengah daun

Gambar urat daun jala pada dikotil

  • Pada daun yang memiliki urat daun sejajar, tulang daun satu dengan lainnya umumnya tidak dapat dibedakan, tulang daun memiliki ukuran yang hampir sama.

  • Tulangdaun adalah penghubung jaringan pembuluh pada daun dengan batang,Penyokong struktur daun


Gambar Penampang melintang daun dikotil


Gambar Penampang melintang daun monokotil

Pada urat/tulang daun utama, jaringan pembuluh dikelilingi oleh jaringan parenkim yang disbut seludang pembuluh

–TumbuhanC3/CAM seludang tidak berklorofil


–TumbuhanC4 seludangBerklorofil


* Jaringan Penyokong pada Daun

Jaringan epidermis yang kompak, berkutikula dan kadang-kadang selnya mengandung silika berfungsi sebagai penyokong lamina. Pada beberapa tumbuhan terdapat jaringan sklerenkim/ kolenkim. Pada tulang daun Pada tumbuhan monokotil, disekitarr tulang daun atau jaringan mesofi ditemukan serat, dan pada beberapa tumbuhan dikotil ditemukan pula adanya selbatu(sklereid) disekitarmesofil


Gambar penyokong lamina


Jaringan sklerenkim dan kolenkim


Sklereid pada tumbuhan dikotil

* Gabus

– Struktur gabus ditemukan pada daun beberapa tumbuhan(mis. Eucalyptus).

Fungsi: proteksi terhadap serangan hama dan penyakit

Ø Tulang daun minor dan translokasi larutan

Tulang daun yang kecil disebut mimor,meskipun peranannya dalam pengangkutan air dan makanan paling besar. Tulang daun minor ini berfungsi sebagai penyerap arus transpirasi melalui mesofil dan berperan sebagai titik awal guna penyerapan hasil fotosintesis dan translokasi ke luar daun.

Salah satu ciri khusus adalah struktur sel parenkimfloem dan juga parenkim xilem yang menonjol. Pada umumnya sel-sel ini bersitoplasma padat dan mengandung banyak sekali plasmodesmata yang bercabang, yang menghubungkansel-sel tersebut dengan unsur tapis. Kepadatan sitoplasma ini bahkan terlihat juga pada sel bervakuola besar. Sel bersitoplasma padat itu diartikan sebagai sel pengantar atau sel yang berfungsi seperti sel pengantar meskipun tidak berkerabat secara ontogenidengan unsur tapis. Sel padat dinamakan sel penengah untuk menunjukkan bahwa sel itu berlaku sebagai penengah antara mesofil dan unsur dalam transfer hasil fotosintesis.

Hubungan antara sel penengan dan unsur tapis adalah mengungkapkan lebih jelas ketergantungan fungsional dari konduit yang tak berinti (sel tapis atau komponen pembuluh tapis) pada sel yang berisi protoplas ynag lengkap dan aktif bermetabolisme.

  1. Perkembangan daun


Bakal/primordia daun pembentukan daun berikutnya setelah meristem apeks tumbuh pada ketinggian tertentu disebut plastokron.

Awal perkembangan bakal daun adalah pembelahan periklinal didaerah sisi lateral (periferal) ujung batang, agak di bawah daerah distal meristem apeks. Lokasi pembelahan sel ditentukan oleh filotaksi tumbuha yang bersangkutan. Di banyak Angiospermae, pembelahan pertama terjadi di satu atau lebih lapisan di bawah protoderm, dan pembelahan terjadi dalam bidang periklinal. Pembelahan itu segera diikuti pembelahan menurut bidang antiklinal dalam protoderm dan lapisan di bawahnya. Kadang-kadang protoderm pun membelah periklinal. Pembelahan awal ini menghasilkan tonjolan kecil yang disebut penyangga daun.

Ø Pertumbuhan daun memanjang dan melebar

Bakal daun (primordium daun)tumbuh menjadi lebih tinggi dan berbentuk tonjolan seperti kerucut yang disebut sumbu daun. Seiring dengan pemunculannya, primordium menjadi dorso-ventral. Selanjutnya, primordium bertambah tinggi (panjang) dan bertambah lebar, dan dengan pertumbuhan lebih aktif di sisi abaksial daripada di sisi adaksial, dihasilkan lengkungan ke arah apeks pucuk.

Peningkatan lebar daun meliputi pelebaran dari dasar daun ke arah lateral sehingga mengelilingi sebagian meristem apeks. Penyelubungan seperti itu bergantung kepada keadaan yang ditemukan pada daun dewasa. Bagian daun yang mengelilingi batang dapat menghasilkan daun penumpu atau, pada monokotil, menghaslkan pelepah daun.

Pertumbuhan yang menyebabkan perluasan lateral dari primordium kemudian terpusat di kedua tepi sumbu daun. Di atas bagian dasar, primordium berdiferensiasi menjadi tulang daun tengah dan dua panel helai daun. Tulang daun lateral terpola sebagai jalinan berkas prokambium sewaktu helai daun melebar. Pada daun yang bertangkai, tangkai berkembang di antara helai daun dan dasar daun. Helai daun dapat tumbuh melebar ke sisi lateral tulang daun tengah atau melengkung ke arah adaksial sehingga menyelubungi meristem apeks dan balak daun yang lebih muda.

Pembentukan daun primordia


Bentuk primordia :


tumbuhandikotil primordiaberbentukpasak


tumbuhanmonokotil primordia menyerupaikerah

yang mengelilingi/menutupi

meristemapeksbatang.

Bentuk promordia


Pada dikotil berbentuk pasak


Tumbuhan monokotil primordia menyerupai kerah yang mengelilingi/menutupi

Meristem apeks batang.

meristem pada pembentukan daun

1.meristem apeks daun, berfungsi untuk menambah tinggi daun

2.meristem tepi/marginal, berfungsi untuk:a.membentukdaunpipih–lebar b.membentukaanakdaunpadadaunmajemuk

3.meristemi nterkalar, berfungsi untukmenambah panjang daun

4.meristem adaksial membentu kibutulang daun/tulang Daun utama

Tahapanperkembangan daun

Ø Fase I –inisiasi primordial dan pembentukan tonjolan yang radial simetri Analisis genetika molecular menunjukkan bahwa primordial terbentuk dari tiga lapisan terluar dari meristem apeks

.

Ø faseII –Primordial tumbuh secara lateral dan membentuk tiga sumbu yang dapat dibedakan dengan jelas, yaitu:Abaksial/adaksial–ventral/dorsal proksimodistal sentrolateral


Ø FaseIII–diferensiasi dan pendewasaan daun

a.Pembelahanselterhenti, dimulai dari ujung/distal daun.

b.Terjadipemanjangansel,yang merupakan tahapan akhir dari perkembangan daun.

c.Pemanjangan sel berhenti pertama kali dibagian abaksial, hingga menyebabkan adanya perenggangan sel-sel pada jar. bungakarang.


Pertumbuhan awal pada daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal. Pertumbuhan apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium menjadi lebih tinggi (panjang). Namun, pemula apikal tidak lama aktif. Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula marginal menghasilkan pelebaran lateral, membentuk kedua panel helai daun. Jadi, pada primordium terdapat meristem apikal di ujung, dan dua meristem marginal yang berhadapan di sepanjang sumbu. Untuk pelebaran helai daun, sel di bawah pemula marginal (pemula submarginal) akan berperan. Pada pemula tersebut terjadi pembelahan dalam bidang antiklinal secara berulang kali sehingga dapat di sebut terjadi meristem papan yang mengakibatkan melebarnya helai daun. Adanya meristem papan yang selnya mengalami pembelahan interkalar yang tersebar secara acak paling banyak mengakibatkan bertambahnya ukuran daun.

Ø Perrkembangan mesofil

Pada daun dikotil bifasial, diferensiasi mesofil terjadi dengan pemanjangan antiklinal dari bakal sel jaringan tiang yang diiringi dengan pembelahan anti klinal. Sel jaringan spons juga membelah antiklinal, tetapi kurang sering dibandingkan dengan sel jaringan tiang. Biasanya sel jaringan spons masih isodiametrik. Sementara pembelahan masih berlangsung di jaringan tiang, sel epidermis di dekatnya berhenti membelah dan membesar, terutama dalam bidang sejajar permukaan daun (bidang paradermal). Perluasan sel epidermis berlangsung lebih lama dan lebih cepat daripada perluasan jaringan spons. Jadi, akhirnya beberapa sel jaringan tiang tampak melekat pada sebuah sel epidermis. Baru setelah pembelahan selesai terjadilah pemisahan antara sel jaringan tiang sepanjang dinding antiklinalnya. Pembentukan ruang antarsel pada jaringan spons telah terjadi sebelumnya. Hal itu diiringi dengan pertumbuhan di beberapa bagian dari sel yang bersangkutan, sehingga terbentuk sejumlah cabang yang khas bagi satu sel jaringan spons. Stomata berkembang seiring dengan atau setelah perkembangan ruang antarsel dalam mesofil. Perluasan dalam permukaan daun berasosiasi dengan peningkatan jumlah dan ukuran kloroplas serta jumlah klorofil.

Ada perbedaan morfologi, daun hanya menunjukkan keragaman dalam pola dasar perkembangannya. Daun yang ramping pada Angiospermae maupun Coniferae adalah akibat pertumbuhan marginal yang terbatas. Pada daun majemuk, yang anak daunnya melekat pada rakis daun, pertumbuhan marginal terjadi tidak di seluruh sisi primordium, melainkan terkonsentrasi pada beberapa pusat di sepanjang tepi primordium. Dari setiap pusat akan berkembang sehelai anak daun dengan melewati beberapa taraf perkembangan seperti halnya daun tunggal biasa. Daun majemuk bersirip ganda akan mengalami hal yang sama, namun dengan anak daun berlaku sebagai sumbu bagi pembentukan daun majemuk bersirip tunggal.

  1. Absisi

Pemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka, disebut absisi daun.

Daun sering tanggal pada musim tertentu, tanpa meninggalkan luka. Macam-macam gangguan juga dapat mengakibatkan tanggalnya daun. Bagian lain dari tumbuhan juga dapat tanggal. Absisi merupakan adaptasi yang bermanfaat guna melepaskan daun tua, buah masak, dan bunga yang tidak akan menghasilkan bua, serta merupakan cara pemangkasan diri jika jumlah cabang terlampau banyak. Sehubungan dengan mekanisasi dalam pertanian, pengaturan absisi, seperti dalam pengguguran daun terkendali, penjarangan buah, dan penentuan waktu gugurnya buah, menjadi amat penting.

Absisi daun biasanya disiapkan di dekat dasar tangkai daun. Di daerah itu terjadi perubahan sitologi dan biokimiawi dalam sel di daerah pemisah yang akhirnya memisahkan daun dari cabang. Daerah jaringan yang bersangkutandisebut daerah absisi atau zone absisi. Pada daerah absisi terdapat lapisan pemisah yang menyebabkan pemisahan dan lapisan pelindung yang melindungi permukaan yang terdedah dari kekeringan dan serangan parasit.

Pada absisi bisa terjadi beberapa proses seluler, meskipun tidak semua pada satu spesies. Pemisahan dapat di dahului oleh pembelahan sel dan dinding sel baru; setelah itu, dipengaruhi oleh peristiwa penguraian yang berlangsung kemudian. Sel juga bisa membesar, dan jika terjadi di bagian proksimal, pembesaran itu dapat merangsang kekuatan untuk menyobek, pada lapisan pemisah di sebelah distalnya. Terjadinya penuaan sel di daerah distal yang berakibat adanya pergerakan zat hara ke dalam daerah proksimal nampaknya diperlukan pada beberapa spesies. Salah satu aspek penuaan adalah lignifikasi dinding pada sel di daerah distal. Terjadinya tilosis serta pengendapan kalose dalam unsur tapis dan sel parenkim bisa terjadi sebelum absisi. Akhirnya, degradasi dinding sel dengan bantuan enzim yang merupakan peristiwa utama dalam absisi, menyebabkan pemisahan fisik. Perubahan dinding meliputi hilangnya lamela tengah sebagian karena hilangnya kalsium, hidrolisis dari dinding sel itu sendiri, dan rusaknya unsur yang tersklerefikasi.

Banyak penelitian telah dilakukan terhadap zat pengatur absisi. Senyawa yang paling dikenal adalah auksin dan etilen. Auksin menghambat absisi jika dibubuhkan setelah daerah absisi dibentuk, namun belum mengalami pelemahan struktural. Auksin juga dapat menghambat pembentukan zone absisi nampaknya, etilen merupakan senyawa yang memacu lengkapnyaperistiwa absisi. Telah diketahui bahwa ada keperluan untuk mensintesis enzim dalam absisi, terutama untuk merusak dinding sel dan mensintesis enzim respirasi. Peroksidase mengakibatkan peningkatan sintesis etilen, dan fosfatase berasosiasi dengan peristiwa penuaan.

2. Daun : Keanekaragaman Struktur

Tumbuhan yang tumbuh di dua macam habitat (lingkungan) yang berbeda sering menunjukkan struktur yang berbeda pula.

Berdasarkan ketersedaan air di lingkungannya dapat dibedakan tumbuhan xerofit, mesofit danhidrofit. Xerofit beradaptasi pada habitat kering, mesofit memerlukan air tanah dalam jumlah banyak dan atmosfer yang lembab, hidrofit pada ligkungan yang sangat lembab atau tumbuh sebagian atau seluruhnya dalam air. Sifat tumbuhan yang terkait dengan habitat itu masing-masing disebut xeromorfi, mesomorfi, dan hidromorfi.

2.1 Xeromorfi

Sifat terpentingnya adalah rasio permukaan eksternal terhadap volumenya,yang bernilai kecil. Berkurangnya luas permukaan luar diiringi oleh mengecilnya ukuran sel, bertambah tebal dindingnya, bertambah rapat sistem jaringan pembuluh dan stomata, bertambahnya jumlah jaringan tiang, sementara jaringan spons berkurang. Daun sering di tutupi oleh rambut, dinding sel tebal dan kutikula tebal serta tambahan sklerenkim. Volume ruang antar sel pada daun xerofit lebih kecil daripada volume pada daun mesofit.

2.2 Hidromorfi

Struktur yang khas bagi hidrofit tidak terlampau beragam. Faktor utama yang

mempengaruhi tanaman air adalah suhu, udara, dan konsentrasi serta susunan garam dalam air. Sifat struktural yang paling menonjol adalah berkurangnya jaringan pengokoh dan pelindung, berkurangnya jaringan angkut, terutama xilem dan terdapatnya banyak rongga udara.

Epidermis pada tanaman air tidak memiliki tugas melindungi, tetapi berperan dalam memperoleh zat hara dari air dan dalam pertukaran gas. Kutikulanya tipis dan sel epidermisnya sering berkloroplas. Tidak terdapat stomata tetapi ada pada daun yang mengapung di bagian atas.

Pada batang dan daun hidrofit terdapat rongga berisi udara. Rongga itu merupakan ruang antar sel yang terdapat di seluruh daun dan batang. Rongga-rongga dipisahkan oleh sekat pemisah tipis yang terdiri dari 1-2 lapisan sel yang berkloroplas.

2.3 Kekhasan daun beberapa dikotil dan Monokotil

Beberapa tumbuhan seperti putri malu (Mimosa pudica) dan Albizzia (keduanya

Leguminosae), tangkai daun dan tangkai anak daun memiliki bagian yang menebal, biasany a di pangkalnya yang disebut sendi daun atau pulvinus. Pada pulvinus banyak terdapat arenkim dan permukaannya biasanya berkeriput.

Gerak buka-tutup pada anak daun dapat di rangsang oleh faktor internal atau faktor lingkungan dan merupakan akibat perubahan turgor dalam sel penggerak (motor) pada pulvinus. Sel yang mengelilingi jaringan pembuluh pada pulvinus boleh dikatakan tidak berubah disaat terjadi gerakan anak daun.

Ø Pada daun dikotil,

• Bagian proksimal: tangkai daun+ daun penumpu/ stipula

• Bagiandistal : lamina

• Adanya aktivitasmeristem interkalar+ meristem aksial akan menyebabkan terjadinya pemisahan helai dari pangkal daun dengan terbentuknyatangkai daun yang silindris


* Pada daun monokotil,

• Helai daun dan pelepah daun dibentuk oleh bagian Bawah bakal daun

2.4 Struktur daun rumput-rumputan

Terdiri dari helai daun yang ramping serta pelepah yang menyelubungi batang. Pada

sejumlah rumput-rumputan yang bersifat xeromorf, sel epidermis yang membesar berada di sepanjang alur adaksial disertai sel mesofil yang juga membesar yakni sel engsel.

Seludang pembuluh menunjukkan keragaman yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan penentuan jenis fotosintesis yang berlangsung pada spesies.

2.5 Anatomi kranz dan fotosintesis C4

Salah satu tahap penting dalam fotosintesis adalah melekatnya molekul CO2 pada Molekul ribiulosa 1,5 bisfosfat (RuBP) yang menghasilkan dua molekul 3-asam fosfogliserat. Enzim yang mengkatalisis reaksi itu adalah RuBP karboksilase. Namun, enzim tersebut memiliki beberapa kekurangan yaitu afinitas terhadap CO2 yang amat rendah sehingga melekatkan oksigen, bukan CO2. Pada fotosintesis C4, sel mesofil memakai enzim yang berbeda untuk mengambil CO2 dengan efisien serta menggunakannya untuk menghasilkan asam oksaloasetat yang beratom C empat buah (sebab itu disebut C4). C4 berasal dari daerah tropika dan banyak terdapat di lingkungan xerofitik. Metabolisma C4 meningkatkan riset fotosintesis serta kesadaran tentang adanya hubungan antara metabolisme dan fisiologi, anatomi, ekologi, evolusi, dan faktor ekonomi seperti produktivitas dan persaingan dalam tumbuhan.

Tanaman C4 meminimalkan keperluan fotorespirasi

dengan cara menggabungkan CO2 ke dalam senyawa empat karbon di sel mesofil

Senyawa empat karbon tersebut

Dieksport ke sel berkas pembuluh, dimana CO2 dilepaskan yang digunakan dalam siklus Calvin


Anatomi daun C4 dan jalur C4

2.6 .Daun gymnosperme

tetap berwarna hijau di musim yang kurang menguntungkan pertumbuhan dan daunnya biasanya bersifat xeromorf. Salah satu kekhasan daun Gymnospermae adalah jaringan transfusinya. Jaringan ini mengiringi berkas pembuluh dan terdiri dari parenkim dan sel albumin. Jaringan transfusi berbeda-beda jumlahnya dan susunannya, bergantung pada spesies.

* Daun Jarum(Gymnospermae/Pinophyta)

Struktur menyerupai daun xeromorf

Coniferae hidup dominanpada kondisi lingkungan yang mengalami

Musim dingin yang panjangan musim panas yang kering [1] adaptasi

Terhadao kondisi cekaman

Daun Gymnospermae memiliki struktur khas jaringan transfusi

Mengelilingi jaringan pembuluh terdiri atas trakeid, parenkim dan sel albumin

* Epidermis


Terdiri atass sel lyang memiliki dinding se ltebal dan ditutupi

Oleh kutikula,stomata terdapat tpada semua bagian permukaan daun, kriptofor memiliki hypodermis ,yang terdiri ata sel-sel parenkim yang Menyerupai serat.

* Tumbuhan Hidrofit–tumbuhan yang hidup di air

•Jaringan penyokong dan pelindung tereduksi, jaringan pembuluh berkurang (terutama xilem), terbentuk ruang udara yang cukup besar disebut aerenkim

•Epidermis berfungsi pengambilan nutrisi dari dalam air dan untuk pertukaran gas

Pada banyak tumbuhan air, epidermis berklorofil

•Kutikula tipis

•Stomata pada umumnya tidak ada. Pada daun tumbuhan air yang terapung, stomata terdapat pada permukaan atas.

Daun yang terendam dalam air termodifikasi menjadi bentuk silindris, memimimalkan arus air yang melewati daun / mencegah koyaknya daun

•Beberapa tumbuhan air memiliki

dua bentuk daun berbeda : daun darat dan daun air berfungsi pengendalian ekspresi gen dalam pembentukan daun.


Gambar daun bentuk silindris


Gambar daun air

. BIJI

Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasil penyatuannya, yakni inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringanendosperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan pembuahan ganda.

Embrio senantiasa diiringi oleh cadangan makanan baik organik maupun anorganik yang berada di sekeliling embrio atau di dalam jaringannya sendiri. Cadangan makanan dalam biji menunjang sprofit muda yang muncul dari biji yang berkecambah sampai mampu berfotosintesis. Sebab itu, penyimpanan cadangan makanan merupakan salah satu fungsi utama biji. Dalam perkembangan bakal biji menjadi biji, bagian terbesar volume biji di tempati oleh embrio atau oleh embrio bersama dengan endosperm, sedangkan integumen tertekan ketikan bagian didalamnya berkembang menjadi besar dan berkurang tebalnya. Mikropil dapat terlihat sebagai pori kecil atau kurang jelas.

Perkembangan Biji

Pembuahan ganda merupakan rangsangan yang melalui peristiwa perkembangan yang menghasilkan biji. Setelah pembuahan, pertumbuhan bakal biji segera diikuti oleh pertumbuhan endosperm. Peningkatan volume endosperm berkaitan dengan pertambahan kantung embrio. Embrio akan menunjukkan pertambahan ukuran dengan cepat setelah endosperm mencapai volume maksimum.

Kantung embrio yang tumbuh merupakan wadah tempat masuknya air dan bahan terlarut dari jaringan di dekatnya. Jaringan tersebut di pasok dengan air, hasil fotosintesis, dan nitrogen dari bagian vegetatif tumbuhan melalui jaringan pembuluh dalam funikulus. Pemindahan makanan ke kantung embrio melibatkan proses pencernaan sebagai besar jaringan bakal biji. Jadi em,briogenesis juga merupakan persiapan bagi masa perkecambahan yang sukses.

Pada saat embriogenesis, jaringan hara di luar embrio dan didalam embrio sendiri akan mensintesis dan menyimpan sejumlah besar bahan makanan. Pada waktu perkecambahan, sel yang sama akan membalikkan proses metabolisme dan akan menghidrolisis zat hara yang tersimpan.

3.2 Bagian-Bagian Biji

3.3 Kulit Biji

Kulit biji berbeda strukturnya sehubungan dengan sifat khas biji, seperti jumlah dan tebal integumen, pola jaringan pembuluh, serta perubahan dalam integumen sewaktu biji menjadi masak. Seiring dengan perkembangan biji, sel parenkim bagian luar bertambah jumlahnya serta terbenttuk penebalan pada dinding tangensial dalam dan didasar dinding radial dari sel epidermis luar. Di saat biji separuh masak, sel epidermis luar tampak memanjang kearah radial dan penebalan dinding dalam arah panjang sel telihat pada semua sudut sel. Penebalan itu bertambah panjang hingga mencapai dinding tangensial luar. Pada perkembangan terakhir, seluruh isi sel epidermis berubah menjadi lendir.

Dua sampai tiga lapisan sel plasenta yang letaknya berdekatan tetap melekat pada epidermis berlendir itu ketika biji masak dan membentuk selubung lendir di sekeliling biji. Selubung akan tanggal bersama dengan isi sel dan bangian dinding epidermis testa (kulit biji) yang tetap tipis. Yang tinggal hanyalah bagian dinding yang menebal. Bagian itu merupakan struktur serupa rambut atau sisik yang menutupi permukaan biji yang masak. Sifat kulit biji yang dapat membantu penyebarannya mencangkup adanya testa yang keras, yang tak dapat di cerna hewan dan manusia.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.


3.4. Beberapa Contoh Struktur Biji

Biji jarak (Ricinus communis)

Biji jaraj berkembang dari bakal biji berintegumen dua helai (bitegmik).

Nuselusnya bersifat krasinuleat, yaitu sel induk megaspora tertanam beberapa lapisan di bawah epidermis. Sebuah berkas pembuluhmeluas lewat funikulus ke daerah kalaza dan bercabang di integumen dalam.

Kantung embrio tertanam cukup dalam pada nukleus. Mikropil dibentuk oleh kedua integumen. Suatu struktur yang tumbuh dari plasenta, yaitu obturato, sedikit menjorok kedalam mikropil. Obturator adalah struktur yang di anggap menuntun tabung polen ke mikropil. Pada integumen luar, sel epidermis luar meluas tangensial dan menyimpan bahan yang mengakibatkan warna coklat dari biji.

Biji fabaceae


Biji fabaceae berdiferensi dari bakal biji berintegumen dua. Integumen dalam hilang sewaktu perkembangan biji, sedangkan integumen luar berkembang menjadi berbagai lapisan sel. Lapisan terluar yaitu epidermis, tetap uniseriat dan berkembang menjadi lapisan tiang yang terdiri dari sklereid dengan dinding menebal tak rata.

Di daerah hilum terdapat dua lapisan tiang. Lapisan terluarnya berasal dari funikulus. Sel pada lapisan subepidermal berdeferensiasi menjadi macam-macam sel, antara lain sel tiang, osteosklereid, atau lagenosklereid, bergantung pada macam penebalan dinding dan bentuk sel. Biji fabaceae yang keras mencapai dan memperthankan kadar air yang rendah sekali, yang tidak dipengaruhi oleh fluktuasi kadar air udara di sekeliling biji.

3.5 .Jaringan Cadangan Makanan

Biji yang menyimpan cadangan makanan dalam endosperm (terutama pada monokotil) atau perisperm (Amaranthaceae, Chenopo diaceae, Polygonaceae) disebut biji beralbumin, sedangkan yang tidak memilikinya dinamakan biji non albumin. Endosperm merupakan jaringan yang khas bagi Angiospermae dan merupakan hasil penyatuan tiga inti, yaitu dua inti polar dan satu inti gamet jantan.

Bahan makanan utama yang di simpan dalam biji yaitu :

1. Karbohidrat

Butir pati di bentuk sebagai butir tunggal atau majemuk. Pada keadaan masak, endosperm yang berisi pati pada Poaceae dan beberapa familia lain berada dalam keadaan tak hidup, dan butir pati tidak dikelilingi selubung amiloplas.Sewaktu perkecambahan, butir pati terurai di permukaanya ketika mulai dihidrolisis. Aktivitas fosforilasi diikuti oleh alfa-amilase dan maltase. Pada serealia, terurainya kandungan endosperm bergantung pada enzim yang disekresikan oleh lapisan aleuron.

Glukosa yang terjadi sebagai hasil hidrolisis pati dalam endosperm serealia diserap oleh skutelum, kemudian disentesis menjadi polisakarida dan di angkut ke kecambah yang sedang tumbuh. Pada beberapa macam biji, cadangan karbohidrat tersimpan dalam dinding yang menebal.

2. Protein

Sintesis protein cadanagan berlangsung pada saat perkembangan biji bersama-sama dengan sintesis karbohidrat dan lipid. Protein cadangan pada Fabaceae berupa globulin dan hanya terdapat pada biji. Protein cadangan terdapat sebagai tubuh protein dan susunannya beragam. Pada saat perkecambahan, tubuh protein akan larut dan akan di ganti oleh vakuola kecil-kecil yang kemudian bersatu menjadi satu vakuola besar.

Lipid

Lipid tampak sebagai tubuh minyak dalam sitoplasma sel menyimpan minyak. Tubuh lipid juga dinamakan vakuola berisi lipid atau sebagai sferosom dan dianggap dikelilingi satuan membran. Cadangan lipid pada biji adalah trigliserid yang dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak oleh enzim lipase. Asam lemak dipakai dalam sintesis fosfolipiddan glikolipid yang di perlukan untuk pembentukan organel namun sebagian besar diubah menjadi gula dan di angkut ketubuh kecambah untuk pertumbuhannya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Morfologi daun, pada Angiospermae dapat dibedakan Atas Dasar daun,tangkai daun dan helaian daun, . Di dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pada sebagian besar tumbuhan monokotil dan beberapa dikotil(UmbelliferaedanPolygonaceae), pangkal daun melebar membentuk seludang/pelepah, yang mengelilingi bagian buku (nodus) disebut okhrea.

Pada Gramineae, ditempat pertemuan antara pelepah dengan helai daun terdapat tonjolan tipis, bening, dan berambut, dinamakan ligula.

* Histologi daun

Pada penampang melintang daun, t.d. 3 sistem jaringan :

1. Jar. dermal = epidermis dan derivatnya 2. Jar. dasar = parenkim, mesofil

3. Jar. pengangkut = xilem dan fluem

* Jaringan penguat

* Jaringan sekretori

Jaringan dermal = pelindung, epidermis dan derivatnya

l Epidermis daun di permukaan atas dan bawah

l T.d. 1 lapisan sel, dapat juga beberapa lapisan sel (multiple epidermis)

* Hasil pembelahan periklinal protoderm * terdapat ruang sub stomata Contoh : Ficus, Nerium, Piper

* Jaringan dasar = Mesofil

l Terdiri atas sel-sel parenkim yang berdinding tipis, terdiferensiasi menjadi 2 bentuk :* parenkim palisade (jar. tiang)

* parenkim spons (jar. bunga karang)

l Daun dorsiventral = jar. tiang hanya di permukaan atas daun saja

l Daun ekuifasial = isobilateral = jar. tiang terdapat di kedua permukaan

Daun silindris = jar. tiang di seluruh
permukaan

l Ø L daun dikotil, jar.tiang 2 lapis dan jar. bunga karang berkembang baik. Selubung b.p. tanpa kloroplas. Stomata hanya di permukaan bawah

l Daun ekuifasial

  1. Jaringan tiang terdapat pada kedua sisi
  2. Penampang daun yang tidak terdiferensiasi sbg. Jar. tiang dan jar. bunga karang

l Jaringan palisade

* Bentuk sel silindris, tersusun rapat, mengandung kloroplas

* Pada daun yang menerima cahaya langsung, jaringan palisade lebih padat

* Permukaan bebas antar sel lebih besar, shg lebih efisien dalam fotosintesa

l Jaringan spons

* Sel-sel tersusun tidak teratur, dinding sel tipis, kloroplas lebih sedikit dengan ruang antar sel besar

* Ruang antar sel terjadi secara sizogen atau lisigen

l Mesofil yang tidak terdiferensiasi, tersusun oleh sel-sel parenkim yang struktur dan ukurannya seragam

l Jaringan berkas pengangkut

l Berkas pengangkut daun tulang daun

l Secara evolusi :

* berasal dari percabangan dikotom

* diferensiasi diatur secara genetic

l Tulang daun terutama yang besar, selain b.p. terdapat jar. parenkim dengan sedikit kloroplas, jar. penguat kolenkim

pada Ø L. struktur berbeda dengan mesofil

l daun xilem di atas fluem

l Xilem : terdiri dari trakea, trakeid, serabut dan sel parenkim makin kecil, berkas pengangkut susunannya makin sederhana

l Fluem : terdiri dari buluh tapis, sel pengiring dan parenkim fluem

Perkembangan daun mencakup pembentukan bakal daun, pertumbuhan daun memanjang dan melebar.perkembangan mesofil,perkembangan jaringan pembuluh.

l Absisi adalah Pemisahan aktif daun dari cabang, tanpa meninggalkan luka Daerah pengguguran daun (absisi); sel-selnya kecil dan pipih, berkas pengangkut menyempit, tidak ada kolenkim dan sklerenkim

l Xeromorfi adalahrasio permukaan luas ekstrnal terhadap volumenya yng bernilai kecil. Daun xerofit dengan bentuk berbeda Daun xerofit seperti kulit, kutikula tebal, hipodermis berisi tanin dan lendir, stomata kriptopor dan banyak trikoma Daun xerofit bentuk silindris, jar.tiang melingkar, sel parenkim air besar, stoma paneropor. Mesofil susunannya silindris

l Hidromorfi Daun tenggelam: tipis, tidak ada mesofil, epidermis berkloroplas

Epidermis berkloroplas, mesofil tidak terdiferensiasi, rongga udara besar

l Kekhasan Pada daun dikotil,

• Bagian proksimal: tangkai daun+ daun penumpu/ stipula

• Bagiandistal : lamina

• Adanya aktivitasmeristem interkalar+ meristem aksial akan menyebabkan terjadinya pemisahan helai dari pangkal daun dengan terbentuknyatangkai daun yang silindris

l Pada daun monokotil,

• Helai daun dan pelepah daun dibentuk oleh bagian Bawah bakal daun

Strukrur daun rumput Terdiri dari helai daun yang ramping serta pelepah yang menyelubungi batang.

l PadaTanaman C4 meminimalkan keperluan fotorespirasi

dengan cara menggabungkan CO2 ke dalam senyawa empat karbon di sel mesofil

Senyawa empat karbon tersebut

Dieksport ke sel berkas pembuluh, dimana CO2 dilepaskan yang digunakan dalam siklus Calvin

Daun gymnosperme

tetap berwarna hijau di musim yang kurang menguntungkan pertumbuhan dan daunnya biasanya bersifat xeromorf. Salah satu kekhasan daun Gymnospermae adalah jaringan transfusinya. Jaringan ini mengiringi berkas pembuluh dan terdiri dari parenkim dan sel albumin. Jaringan transfusi berbeda-beda jumlahnya dan susunannya, bergantung pada spesies.

bIJI (semen)
Didalam biji ini terdapat calopn individu baru.
Bagian-bagian biji :
- Tali pusar (funiculus)
Tangkai pendukung biji
- Pusar biji ( hilus)
Bagian biji tempat berpegangan embrio
- Selaput biji ( arrilus)
Tali pisar ikut tumbuh dan berubah sifatnya menjadi salut
- Tembalut (Placenta)
Suatu pangkal tempat bverpeganmgan embrio
Bagian-bagian biji secara umum :
- Kulit biji :
Pada angiospermae terdiri atas 2 lapisan
1. Lapisann luar ( sarcotesta) : tebal berwarna
Lapisan dalam (tegmen) : tipis
Dalam kulit biji sering ditemukan bagian-bagian yang lain seperti :
- Sayap ( alae)
- Bulu (coma)
- Arrillus ( salut biji)
- Tali pusar (funiculus)
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni : jadi merupakan tangkai biji.]
- Inti biji
Adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh karena itu inti biji juga disebut isi biji.
Terdiri atas :
Lembaga, terdiri atas 3 bagian :
1. Akar lembaga ( radicula ) : calon akar ( tunggal)
2. Daun lembaga ( cotyledon ) : daun pertama tumbuhan
3. Batang lembaga (caulicuoluis) : calon batang
Batang lembaga : internodium epicatylum
Jumlah lembaga :
- Biji hany6an terdiri dari daun lembaga : monokotil
- Biji dengan 3 daun lembaga : dalam gymnospermae
- Biji dengan 2 daun lembaga : dalam gymnospermae
- Putioh lembaga
Adalah bagian biji yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi sempit tempat cadangan makanan bagi lembaga.